Waspada Hoaks Pemilu: Bijak Bermedsos Pada Saat Pencoblosan
Jayapura - Pada saat mendekati masa pemilihan umum, media-media digital di Indonesia membagikan informasi-informasi dengan sangat cepat. Namun, dari semua informasi yang tersebar itu tidak sedikit yang berisikan berita Hoaks. Ini bukan merupakan hal baru, akan tetapi dampaknya terhadap kepercayaan masyarakat sangatlah besar.
Hoaks, Cara Lama yang Selalu Eksis
Pada masa pemilu begitu banyak pihak-pihak tertentu menggunakan penyebaran berita hoaks dengan tujuan mempengaruhi opini di masyarakat dengan cara menyebarkan foto atau video yang sudah di edit atau di manipulasi dengan sedemikian rupa. Ada juga dengan cara menyebarkan kutipan palsu dari tokoh-tokoh politik bahkan juga berita hoaks tentang hasil rekapitulasi suara yang merusak citra penyelenggara pemilu.
Penyebaran berita hoaks ini dapat memberikan dampak negatif di masyarakat: perselisihan antara pasangan calon bahkan antar sesama pendukung, terjadinya keributan hingga menjadi aksi anarkis, saling lapor ke pihak berwajib akibat hoaks yang ditelan utuh tanpa melakukan verifikasi terlebih dahulu. Dan bagi KPU sendiri, berita hoaks ini dapat mengakibatkan kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap KPU dan penyelenggara pemilu lainnya sehingga tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu dapat menurun.
Baca juga: Keterwakilan Perempuan Dalam Pilkada: Mengurai Stigma dan Mencari Solusi
Langkah-langkah Pencegahan
Sejauh ini, KPU telah melakukan upaya konkrit guna menghadapi berita-berita hoaks yang beredar, antara lain: meningkatkan literasi digital di masyarakat melalui kegiatan sosialisasi tatap muka ataupun menggunakan media online, menjalin Kerjasama dengan apparat keamanan, media lokal, dan para pegiat digital dalam memantau serta melakukan penangkalan terhadap berita hoaks yang beredar, mengaktifkan media resmi KPU sebagai penyedia sumber data yang valid dan terkini.
Masyarakat Harus Berperan Aktif
Masyarakat memiliki peranan yang cukup vital dalam meredam tersebarnya berita yang bersifat hoaks. Masyarakat harus lebih bijak dalam menelaah informasi yang diterima dimedia sosialnya. Adapun hal sederhana yang dapat dilakukan adalah membaca keseluruhan isi berita, memeriksa sumber berita yang diterima dan menambah referensi dengan tidak hanya membaca satu sumber berita, memeriksa kapan berita itu dipublikasikan untuk memastikan informasi itu masih relevan atau tidak dan berpikir kritis.