Elektabilitas Adalah: Pengertian, Contoh, dan Faktor yang Mempengaruhinya
Wamena – Kita sering mendengar istilah elektabilitas dibahas oleh pengamat politik dan media pada saat masa kampanye pilkada atau pun pemilu. Mereka membahas bagimana peluang para kandidat atau pun partai politik yang mengikuti kontestasi pemilihan serta faktor yang akan mempengaruhi peluang mereka dalam memenangkan pemilihan tersebut.
Pengertian Elektabilitas Secara Umum Dalam Politik
Menurut KBBI elektabilitas adalah kemungkinan (kemampuan) seseorang terpilih dalam suatu pemilihan. Secara umum dapat dideskripsikan bahwasanya elektabilitas itu adalah tingkat atau peluang dipilihnya seseorang atau organisasi dalam suatu kelompok masyarakat.
Pembahasan mengenai elektabilitas merupakan suatu tolak ukur yang dijadikan oleh seseorang atau pun organisasi untuk mengetahui peluang mereka untuk memenangkan suatu kontestasi. Dari hasil elektabilitas meraka melakukan evaluasi serta kajian bagaimana menaikkan tingkat elektabilitas mereka di kalangan masyarakat.
Dalam hal politik, elektabilitas adalah ukuran tingkat keterpilihan seorang kandidat atau partai politik dalam pemilihan umum. Elektabilitas dalam politik dijadikan sebagai ukuran apakah seseorang atau partai memiliki dukungan yang cukup untuk memenangkan suatu pemilihan. Pengingkatan elektabilitas juga menjadi fokus dari pada calon atau pun partai polikt dalam kampanye mereka.
Perbedaan Elektabilitas, Popularitas, dan Akseptabilitas
Dalam konteks pemilu, hubungan antara elektabilitas, popularitas dan akseptabilitas sangatlah berkesinambungan. Ketiga hal ini dianggap sebagai tahapan yang saling terhubung dalam mencapai kemenangan.
Popularitas adalah kemampuan seseorang atau kelompok dalam membangun citra positif di tengah masyarakat atau sejauh mana calon atau partai politik dikenal oleh masyarakat. Popularitas merupakan modal awal untuk mendapatkan akseptabilitas dan elektabilitas.
Jika tingkat popularitas seorang calon sudah tinggi maka peluang untuk dikenal oleh pemilih akan lebih besar dan sebaliknya, jika popularitasnya rendah maka akan cukup susah untuk mendapatkan akspetabilitas dan elektabilitas yang besar.
Sementara akseptabilitas adalah kondisi sesuatu yang bisa diterima atau disambut baik oleh pihak tertentu. Dengan kata lain sejauh mana seorang calon disukai atau diterima oleh masyarakat. Akseptabilitas seseorang akan dipengaruhi oleh rekam jejak, integritas, kemampuan dan citra yang telah ada.
Akseptabilitas merupakan jembatan penghubung antara popularitas dan elektabilitas. Jika tingkat popularitas calon tinggi atau sudah dikenal luas akan tetapi memiliki rekam jejak dan citra yang negatif. Hal ini menjadi penyebab masyarakat tidak akan memilihnya dan akhirnya tingkat akseptabilitsnya rendah.
Elektabilitas merupakan sebuah tujuan akhir dalam proses politik. Elektabilitas merupakan hasil dari sinkronisasi tingkat popularitas dan akseptabilitas. Elektabilitas menjadi sebuah hasil dari kerja keras calon atau pun partai politik. Akseptabilitas yang tinggi akan memberikan pengaruh pada angka elektabilitas yang tinggi pula. Jika masyarakat dapat menerima seseorang calon atau partai politik maka kemungkinan besar mereka juga akan memilihnya.
Baca juga: Ingin Menjadi Anggota KPU? Cek Persyaratannya
Faktor yang Mempengaruhi Elektabilitas Kandidat atau Partai Politik
Dalam dunia politik faktor yang dapat mempengaruhi tingkat elektabilitas seseorang atau pun partai politik sangat beragam, mencakup dari citra calon, kinerja partai dan kondisi sosial politik lainnya. Gambaran umum yang menjadi faktor penentu elektabilitas antara lain:
- Kinerja dan rekam jejak
- Pengaruh media
- Visi dan misi yang ditawarkan
- Kemampuan komunikasi
- Strategi kampanye
- Citra yang dibangun di publik
- Dukungan dari pihak lain, dsb
Cara Mengukur Elektabilitas oleh Lembaga Survei
Lembaga survey mengukur elektabilitas seorang calon atau partai politik melalui metode ilmiah, dengan tujuan memperoleh gambaran akurat mengenai preferensi pemilih dalam suatu populasi tertentu. Berikut gambaran ringkasnya:
- Desain sampel (target): menentukan populasi pemilih dan memiloih sejum;lah kecil responden (sampel) yang mewakili populasi menggunakan metode Multistage Random Sampling
- Penyusunan kuesioner: merumuskan pertanyaan terstruktur untuk mengukur tiga hal utama yaitu popularitas, akseptabilitas dan elektabilitas
- Pengumpulan data: melakukan wawancara dengan control kualitas yang ketat.
- Analisis: data dari sampel diolah secara statistic untuk menghasilkan persentase dukungan, kemudian diproyeksikan ke seluruh populasi dengan mencantumkan Margin of Error dan tingkat kepercayaan.
Angka elektabilitas bukanlah gambaran pasti (tetap), namun elektabilitas merupakan sebuah dinamika dari preferensi pemilih pada kurun waktu tertentu. Dengan pemahaman yang tepat tentang elektabilitas, kita sebagai masyarakat dapat lebih bijak dalam mencerna hasil survey yang di publish oleh lembaga survey dan memberikan kontribusi terhadap jalannya proses demokrasi.