Memahami Buzzer dalam Dunia Politik
Wamena - Beberapa waktu lalu sering kali kita mendengar buzzer di pemberitaan media sosial. Menjelang tahun politik apalagi, buzzer ini mungkin terdengar setiap hari. Mungkin banyak diantara kita yang masih belum paham itu sebenarnya Buzzer.
Di sini saya akan membahas apa itu buzzer secara sederhana agar mudah dipahami dan bagaimana cara kerjanya.
Menurut Wikipedia buzzer (bahasa Indonesia: pendengung) adalah seseorang yang bekerja untuk mendengungkan (buzz) pesan atau pandangan tertentu mengenai persoalan, gagasan, atau merk, agar terlihat sealami mungkin.
Bahasa sederhananya adalah orang-orang yang dipekerjakan untuk menyebarkan narasi untuk mempengaruhi masyarakat melalui media sosial.
Influencer yang Jadi Buzzer
Karena buzzer sebuah profesi tentu saja pada prakteknya pekerjaan ini biasanya diserahkan kepada influencer yang memiliki banyak pengikut. Hal ini cukup realistis mengingat follower yang besar tentu akan memberikan potensi suara yang besar.
Belum lagi follower sang influencer biasanya pengikut garis keras artinya apapun yang influencer katakan langsung ditelan mentah-mentah oleh para pengikutnya. Tentu ini menggiurkan untuk sejumlah para calon kepala daerah atau negara yang akan maju pada pilkada ataupun pemilu.
Pro dan Kontra buzzer dalam Dunia Politik
Menjelang pemilu, perang di media sosial sangat ramai terjadi. Saling bantah antar pendukung tak bisa dielakkan. Perang narasi dengan diskusi yang sehat maupun tidak sehat sangat lumrah terjadi.
Hal ini membuat kita kadang bingung siapa yang benar dan siapa yang tidak. Yang membuat ini semakin kacau Ketika ada perbedaan dukungan suara orang bisa dengan mudah mencap orang lain sebagai buzzer.
Padahal jika kita amati tidak semua orang yang berpihak pada satu calon bisa langsung dianggap buzzer. Bisa saja hanya seseorang yang menyatakan dukungan ataupun menyatakan pendapatnya tanpa ada tendensi apapun.
Baca juga: Pengawas TPS, Unsur yang Tak Kalah Penting Dalam Elemen Pemilu
Melihat Ciri Buzzer di Media Sosial
Perdebatan yang sehat adalah perdebatan yang hanya meyerang opini dan tidak menyerang pribadi apalagi langsung menuduh lawan debat sebagai buzzer. Mungkin ini sedikit tips untuk membedakan buzzer dengan orang yang murni berpendapat:
1. Karena dibayar, buzzer biasa bergerak dengan narasi yang sama. Narasi ini bisa dalam bentuk video ataupun thread di media sosial.
2. Ada yang mengkoordinasi.
3. Bisa akun asli ataupun akun fake
4. Postingan yang kurang orisinil, biasanya mereka lebih banyak merepost dan mereply konten orang lain.
Karena para buzzer ini dibayar, biasanya narasi mereka akan memenuhi media sosial kita dengan narasi yang sama. Narasi mereka akan membuat kita percaya karena melihat banyak orang pro dengan narasi yang mereka buat.
Selain itu akan banyak juga akun yang menyebarkan narasi mereka sehingga ini membuat kita bertambah yakin bahwa narasi mereka kuat dan valid.
Tidak Semua Narasi Buzzer Jahat
Walaupun dibayar, tidak semua narasi dari buzzer adalah narasi yang sesat. Narasi sesat disini maksudnya narasi yang tidak benar dan biasanya untuk menjatuhkan lawan.
Kemampuan kita untuk memilah informasi yang valid dan terverifikasi sangat menentukan kita untuk tidak terjerumus ke narasi yang tidak benar. Karena jika kita hanya berpatokan pada siapa yang menyebarkan narasi hanya akan membuat kita untuk tidak mencari tahu lagi alias tidak berpikir kritis.
Jadi disarankan bagi pembaca semua untuk melihat apa opininya bukan siapa orangnya. Demikian pembahasan untuk kali ini. Saya harap artikel bisa membantu pembaca sekalian. Terimakasih.