Berita Terkini

Makna dan Tujuan Nasionalisme: Semangat Persatuan di Tengah Tantangan Zaman

Wamena - Di tengah derasnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi, nilai-nilai nasionalisme kembali menjadi sorotan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Nasionalisme, yang dahulu menjadi dasar perjuangan para pendiri bangsa dalam merebut kemerdekaan, kini diharapkan dapat menjadi kekuatan moral dan sosial untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Secara sederhana, nasionalisme dapat diartikan sebagai perasaan cinta yang mendalam terhadap tanah air, bangsa, dan negara. Namun, lebih dari sekadar rasa bangga, nasionalisme juga mencakup sikap aktif untuk mempertahankan kedaulatan, menghormati simbol-simbol negara, serta berkontribusi dalam pembangunan nasional. Dalam konteks Indonesia, nasionalisme bukan hanya tentang semangat heroik masa lalu, tetapi juga tentang bagaimana warga negara mampu menjaga persatuan di tengah keberagaman budaya, agama, dan suku bangsa.

Menurut sejarawan Universitas Indonesia, Dr. Hadi Santosa, nasionalisme di Indonesia memiliki karakteristik yang unik. “Nasionalisme Indonesia lahir bukan dari semangat menaklukkan bangsa lain, melainkan dari tekad untuk membebaskan diri dari penjajahan dan menciptakan kehidupan yang adil serta berdaulat. Inilah yang membedakan nasionalisme Indonesia dengan paham nasionalisme di negara-negara Barat,” ujarnya dalam sebuah seminar kebangsaan di Jakarta, Senin (27/10).

 

Tujuan Nasionalisme

Tujuan utama nasionalisme adalah menciptakan rasa persatuan dan kesatuan di antara warga negara. Dalam konteks Indonesia yang memiliki lebih dari 1.300 suku bangsa dan ratusan bahasa daerah, semangat nasionalisme menjadi perekat yang menjaga keharmonisan sosial. Selain itu, nasionalisme juga mendorong masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional serta menjaga martabat bangsa di kancah internasional.

Pakar politik dari Universitas Gadjah Mada, Prof. Sri Wahyuni, menjelaskan bahwa tujuan nasionalisme di era modern tidak hanya terbatas pada aspek politik, tetapi juga mencakup dimensi ekonomi, sosial, dan budaya. “Nasionalisme masa kini harus diwujudkan melalui kemandirian ekonomi, penghargaan terhadap produk dalam negeri, serta penguatan identitas budaya bangsa,” katanya.

Ia menambahkan bahwa nasionalisme juga harus menjadi fondasi dalam menghadapi tantangan global, seperti pengaruh budaya asing yang masuk tanpa filter, disinformasi di media sosial, dan konflik kepentingan politik yang dapat mengancam persatuan. “Rasa cinta tanah air harus disertai dengan kesadaran kritis agar masyarakat tidak mudah terpecah oleh isu-isu yang dapat merusak solidaritas nasional,” ujarnya.

 

Nasionalisme di Era Digital

Perkembangan teknologi informasi membawa dampak besar terhadap pola kehidupan masyarakat. Di satu sisi, kemajuan digital membuka peluang besar bagi kemajuan bangsa, namun di sisi lain juga menimbulkan tantangan baru bagi penguatan nasionalisme. Arus informasi global yang begitu cepat sering kali menyebabkan pergeseran nilai dan identitas bangsa, terutama di kalangan generasi muda.

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi berupaya menanamkan nilai-nilai nasionalisme melalui kurikulum Merdeka Belajar. Program ini menekankan pentingnya pendidikan karakter, cinta tanah air, serta penghargaan terhadap keberagaman budaya Indonesia. Selain itu, kegiatan seperti upacara bendera, pelatihan bela negara, dan festival kebudayaan terus digalakkan untuk memperkuat semangat nasionalisme di kalangan pelajar dan mahasiswa.

“Nasionalisme tidak boleh berhenti pada slogan atau seremonial belaka. Ia harus menjadi tindakan nyata, seperti mencintai produk lokal, menjaga lingkungan, dan menghormati perbedaan,” ujar Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda 2025.

 

Baca juga: Sumpah Pemuda: Latar Belakang, Tokoh dan Isi

 

Menjaga Api Nasionalisme

Menjaga api nasionalisme di era modern bukan perkara mudah. Diperlukan kerja sama seluruh elemen bangsa pemerintah, lembaga pendidikan, media, dan masyarakat untuk terus menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Kesadaran bahwa Indonesia berdiri di atas semangat persatuan dan gotong royong harus terus hidup dalam hati setiap warga negara.

Nasionalisme sejati bukanlah menutup diri dari dunia luar, melainkan berani berdiri sejajar dengan bangsa lain tanpa kehilangan jati diri. Dengan memahami arti dan tujuan nasionalisme, generasi muda diharapkan mampu menjadi pelanjut perjuangan bangsa yang tidak hanya mencintai tanah air dengan kata-kata, tetapi juga dengan karya dan tindakan nyata.

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 788 kali