Berita Terkini

Apa Itu Teknologi Politik? Pengertian, Contoh, dan Dampak Buruknya

Wamena - Di era digital yang serba cepat, teknologi kini memengaruhi hampir semua aspek kehidupan manusia, termasuk dunia politik.

Mulai dari cara kampanye, strategi komunikasi, hingga pembentukan opini publik, semuanya kini terhubung dengan teknologi.

Fenomena inilah yang melahirkan istilah teknologi politik, sebuah konsep penting yang banyak dibicarakan dalam konteks demokrasi modern.

Teknologi Politik adalah keniscayaan modern. Ia dapat menjadi pendorong demokrasi yang lebih terbuka dan pemerintahan yang efisien, namun di sisi lain, ia juga menjadi alat canggih untuk manipulasi, disinformasi, dan pengawasan.

Baca juga: Memahami Kekuatan: Apa Itu Literasi dan Mengapa Ia Sangat Penting?

Apa Itu Teknologi Politik?

Teknologi politik adalah pemanfaatan alat, sistem, dan teknik berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung proses politik, mulai dari kampanye, pengumpulan data pemilih, pengelolaan opini publik, hingga pengambilan keputusan politik.

Teknologi yang digunakan bisa berupa media sosial, big data, kecerdasan buatan (AI), bot otomatis, hingga teknik micro-targeting.

Ruang lingkup Teknologi Politik dapat dibagi menjadi dua dimensi utama yang saling bertolak belakang:

  1. Dimensi Positif: Peningkatan Kualitas Pemerintahan

Dimensi ini berfokus pada penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan partisipasi publik. Ini adalah sisi ideal dari Teknologi Politik:

  • E-Government adalah Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk menyediakan layanan publik secara digital  yang bertujuan memangkas birokrasi, mengurangi korupsi, dan memudahkan akses warga ke layanan pemerintah (misalnya, pelaporan pajak online, sistem perizinan terpadu).
  • E-Participation yakni memanfaatkan platform digital untuk menjaring masukan publik dan meningkatkan keterlibatan warga dalam pengambilan keputusan (misalnya, forum konsultasi online, e-petition).
  • Menyajikan data pemerintah secara terbuka agar dapat diakses dan diawasi oleh publik, sehingga meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.
  1. Dimensi Negatif: Rekayasa dan Manipulasi Politik

Dimensi ini, yang sering disebut sebagai teknologi politik dalam konteks tertentu, yang merupakan penggunaan teknologi dan teknik secara tertutup dan tidak etis untuk memanipulasi opini publik dan merekayasa hasil politik demi kepentingan kelompok elit. Ini adalah sisi gelap yang menimbulkan kekhawatiran terbesar.

 

Mengapa Teknologi Politik Semakin Penting?

Ada beberapa alasan yang membuat teknologi politik berkembang pesat dan semakin kuat pengaruhnya terhadap masyarakat:

1. Pengguna internet terus meningkat

Sebagian besar informasi politik kini dikonsumsi melalui internet, khususnya media sosial. Politisi pun menjadikan platform digital sebagai arena utama kampanye.

2. Data pribadi mudah dikumpulkan dan dianalisis

Melalui big data, perilaku pengguna internet dapat dipetakan. Informasi ini digunakan untuk menyasar pemilih dengan pesan kampanye yang disesuaikan.

3. Kampanye digital lebih murah tetapi jangkauannya sangat luas

Berbeda dengan baliho dan iklan TV, kampanye digital bisa menjangkau jutaan pengguna dengan biaya rendah.

4. Masyarakat cenderung percaya informasi yang cepat dan emosional

Meski belum tentu benar, informasi di media sosial mudah viral. Hal ini membuat teknologi politik sangat efektif untuk memengaruhi opini

 

Contoh Teknologi Politik di Era Modern

Berikut beberapa contoh teknologi politik yang umum digunakan:

1. Micro-Targeting Iklan Politik

Kandidat politik menggunakan data pengguna untuk menampilkan iklan yang sangat spesifik sesuai minat, lokasi, usia, atau perilaku online.

2. Bot Media Sosial

Akun otomatis diprogram untuk menyebarkan pesan tertentu, membuat topik tertentu viral, atau menyerang lawan politik.

3. Big Data untuk Strategi Kampanye

Partai politik menganalisis ribuan data pemilih untuk menentukan pesan kampanye paling efektif.

4. Teknologi Deepfake

Video palsu yang dibuat AI dapat memengaruhi persepsi publik dan digunakan untuk propaganda negatif.

5. Chatbot Politik

Dipakai untuk menjawab pertanyaan pemilih secara otomatis, memberikan informasi program, hingga memandu opini.

 

Dampak Buruk Teknologi Politik

Meski memiliki banyak manfaat, teknologi politik juga membawa sejumlah dampak negatif yang dapat mengganggu proses demokrasi. Berikut beberapa dampak buruk yang paling berbahaya.

1. Penyebaran Hoaks dan Disinformasi

Teknologi membuat hoaks politik menyebar sangat cepat. Disinformasi bisa digunakan untuk:

  • merusak reputasi kandidat,
  • menciptakan ketakutan,
  • membangun narasi palsu, dan
  • memecah belah masyarakat.

Disinformasi adalah ancaman terbesar karena dapat memengaruhi keputusan politik jutaan orang.

2. Manipulasi Opini Publik Melalui Algoritma

Algoritma media sosial dirancang untuk memprioritaskan konten yang memicu emosi. Akibatnya:

  • konten provokatif lebih mudah viral,
  • polarisasi makin kuat,
  • masyarakat terjebak dalam echo chamber.

Politisi dapat memanfaatkan kondisi ini untuk mendorong narasi tertentu, bahkan jika narasi tersebut tidak benar.

3. Pengumpulan Data yang Mengancam Privasi

Penggunaan big data dalam politik sering kali tidak transparan. Data pribadi seperti lokasi, minat, hingga kebiasaan online dapat dimanfaatkan untuk memengaruhi pemilih secara halus. Tanpa regulasi, praktik ini bisa menjadi bentuk manipulasi yang sangat berbahaya.

4. Teknologi Deepfake dan Manipulasi Visual

Deepfake dapat menampilkan seseorang seolah-olah melakukan sesuatu yang tidak pernah terjadi. Dalam konteks politik, ini bisa menjadi alat propaganda sangat berbahaya.

5. Polarisasi Politik yang Semakin Tajam

Ketika mesin bot, hoaks, dan algoritma bergabung, masyarakat terpecah menjadi kubu ekstrem. Polarisasi ini mengancam persatuan dan bisa melemahkan kepercayaan terhadap demokrasi.

6. Ketergantungan pada AI dan Data Tanpa Pertimbangan Etika

Keputusan politik yang terlalu bergantung pada algoritma dapat mengabaikan nilai kemanusiaan dan etika. AI tidak memahami konteks sosial, sehingga penggunaannya harus sangat hati-hati.

Baca juga: Mengupas Tuntas Kolonialisme: Penguasaan, Eksploitasi, dan Jejak Penderitaan

Bagaimana Mengurangi Dampak Buruk Teknologi Politik?

Untuk meminimalkan efek negatifnya, diperlukan langkah-langkah berikut:

  • Regulasi data pribadi yang ketat
  • Transparansi penggunaan algoritma dalam iklan politik
  • Peningkatan literasi digital masyarakat
  • Etika politik yang lebih kuat dalam berkampanye
  • Verifikasi fakta sebelum menyebarkan informasi

 

Tantangan KPU Kabupaten Tolikara dalam Pelaksanaan Kampanye Digital akibat Keterbatasan Akses Digital

KPU Kabupaten Tolikara menghadapi sejumlah hambatan dalam mendukung pelaksanaan kampanye digital sebagaimana diatur dalam PKPU, terutama karena kondisi geografis dan infrastruktur telekomunikasi di wilayah Papua Pengunungan.

Tantangan utama yang muncul adalah keterbatasan akses internet, rendahnya ketersediaan jaringan seluler, serta infrastruktur listrik yang belum merata di banyak distrik.

Kondisi ini membuat sebagian besar masyarakat tidak dapat secara konsisten mengakses informasi kampanye melalui media sosial atau platform digital.

Selain itu, tingkat literasi digital masyarakat di banyak wilayah Tolikara masih rendah sehingga pesan kampanye yang disebarkan melalui kanal digital tidak selalu dapat diterima atau dipahami dengan baik. Hal ini berpotensi menimbulkan ketimpangan informasi antara wilayah yang memiliki akses internet dan wilayah yang tidak terjangkau jaringan.

Akibatnya, kampanye digital yang seharusnya menjadi sarana memperluas jangkauan informasi justru belum optimal memberi manfaat bagi seluruh pemilih di Tolikara.

Dari sisi penyelenggara, KPU Kabupaten Tolikara juga mengalami kesulitan dalam melakukan pengawasan kampanye digital karena keterbatasan perangkat, sumber daya manusia, serta akses jaringan di lapangan.

Monitoring akun resmi peserta pemilu, pengawasan konten digital, hingga koordinasi dengan platform media sosial menjadi lebih kompleks ketika infrastruktur telekomunikasi tidak mendukung.

Tantangan ini membuat implementasi PKPU terkait kampanye digital tidak dapat berjalan seefektif di wilayah dengan akses internet yang lebih memadai.

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 164 kali