Karubaga: Akses, Rute, dan Fakta Menarik tentang Ibukota Tolikara.
Wamena - Karubaga adalah ibukota dari kabupaten Tolikara yang berada di Provinsi Papua Pegunungan. Karubaga memiliki ketinggian diatas 3000 km diatas permukaan laut.
Jumlah penduduk Karubaga menurut kemendagri tahun 2021 sebesar 20.154 jiwa. Kontribusi utama perekonomian di daerah ini datang dari pertanian. Sama seperti daerah lain di Papua, Babi merupakan ternak utama masyarakat Karubaga.
Akses dan Rute ke Karubaga
Berjarak 96 km dari Wamena, Karubaga bisa ditempuh 3-4 jam melalui jalur darat. Adapun transportasi yang biasa digunakan adalah mobil pikap bermesin ganda.
Hal ini memang agak berbeda dengan transportasi di daerah pada umumnya sebab medan yang berat serta terjal dengan jurang – jurang dalam dan sempit membuat akses menuju karubaga hanya bisa dilalui dengan transportasi khusus.
Pada saat artikel ini dibuat, biaya transportasi sendiri berkisar antara 250 – 300 ribu jika penumpang memilih untuk duduk di dalam. Sedangkan untuk penumpang yang memilih duduk di luar atau bak terbuka harganya lebih murah berkisar 200 ribu per penumpang.
Untuk penumpang yang memiliki barang juga tidak perlu khawatir karena barang bisa di letakkan di bak mobil.
Karubaga juga memiliki 1 bandara yang Bernama bandara Karubaga. Letak landasan pacu pesawat di Karubaga termasuk pendek dengan Panjang 750 meter dan lebar sekitar 6 meter.
Perjalanan dari bandara Sentani di Jayapura menuju Karubaga bisa ditempuh dengan waktu ± 1 jam. Sedangkan dari bandara Wamena hanya menempuh waktu ±
20 menit.
Fakta Menarik Karubaga
Bandara Karubaga - Karubaga merupakan salah dua distrik di kabupaten Tolikara selain Kanggime yang bisa diakes lewat jalur darat dan satu-satunya distrik yang memiliki bandara.
Puncak Mega - Di perjalanan Wamena – Karubaga, kita akan melewati Puncak Mega salah satu tempat penting yang berfungsi sebagai titik istirahat bagi pengguna jalur darat. Dikelilingi pegunungan, tempat ini lumayan populer sebagai tempat peristirahatan karena menawarkan pemandangan yang indah dari ketinggian 3480 meter diatas permukaan laut. Sehingga tidak mengherankan suhu disini mencapai 10° C.
Baca juga: Kubu Belela: Pesona Dingin di Jantung Pegunungan Papua
Keberagaman Sosial - Karubaga juga menawarkan keberagaman sosial yang sesuai dengan Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini tergambar dari suku pendatang dari luar papua yang cukup banyak tinggal di distrik ini.
Moto “Nawi Arigi” - Karubaga mengusung moto “Nawi Arigi” yang berarti “Kecintaan mendalam akan tanah kelahiran”, sebagai bentuk motivasi masyarakatnya untuk berkontribusi demi kemajuan Tolikara.
Baca juga: Nawi Arigi: Semangat Hidup Masyarakat Tolikara
Kota Injil - Sejarah juga mencatat Karubaga sebagai salah satu titik yang awal penyebaran injil di tanah papua oleh missionaris dari Belanda, Jerman dan Papua. Hal ini dibuktikan dengan keberadaaan Gereja Injili di Indonesia (GIDI) di Karubaga. Selain itu banyak kegiatan GIDI di Papua Peghunungan yang diadakan di Karubaga. Keberadaan Aula GIDI juga menegaskan posisi Karubaga sebagai pusat pertumbuhan iman jemaat, ziarah Panjang GIDI, pusat Pendidikan Kristen, sekaligus perekat sosial keagamaan di tanah papua.
Tradisi Bakar Batu - Tradisi Bakar batu merupakan salah satu tradisi penting bagi masyarakat karubaga. Tradisi bakar batu adalah ritual bersama memasak makanan dengan membakar batu terlebih dahulu lalu menumpuknya didalam lubang yang sudah disiapkan. Makanan yang dimasak biasanya daging dan ubi. Ritual ini juga menjadi simbol kebersamaan, perdamaiaan dan ucapan syukur dalam berbagai momen penting seperti pernikahan, kelahiran dan panen.
Baca juga: Upacara Bakar Batu, Wujud Kebersamaan dan Rasa Syukur